element




StopGlobalWarming.org

site statistics

Saturday, August 11, 2007

Gempa Kembali Guncang Jawa : 7 skala richter


DUA warga membereskan perabotan di bagian dapur rumah Ny. Nuraida di Kp. Bagbagan, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, yang ambruk diguncang gempa, Kamis (9/8) dini hari.

BANDUNG, (PR).-
Puluhan bangunan, baik rumah maupun sekolah, di beberapa kota di Jawa Barat, mengalami kerusakan menyusul terjadinya gempa bumi tektonik, Kamis (9/8) dini hari. Gempa yang berkekuatan 7 pada skala Richter itu menyebabkan seorang tewas karena yang bersangkutan panik dan kemudian terjatuh, dalam upayanya mencari tempat aman.
DUA warga membereskan perabotan di bagian dapur rumah Ny. Nuraida di Kp. Bagbagan, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, yang ambruk diguncang gempa, Kamis (9/8) dini hari.* ADANG JUKARDI/"PR"

Sementara itu, gempa bumi juga kembali mengguncang Pangandaran, Kab. Ciamis dan Cilacap Jawa Tengah dengan kekuatan 5 pada skala Richter (SR), Kamis (9/8), pukul 22.02 WIB. Gempa berpusat di lokasi 99 km arah tenggara Cilacap. "Pusat gempa sama dengan gempa yang menyebabkan tsunami di Pangandaran, beberapa waktu lalu," kata petugas Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cilacap, Dwi.

Menurut dia, pusat gempa berada di kedalaman 30 km, tepatnya di posisi 8.61 LS - 109.05 BT. Sejauh ini, gempa tidak sampai menimbulkan kerusakan, baik di Pangandaran maupun di Cilacap. Tingkat getaran 2-3 MMI.

Belum ada laporan

Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Nu'man Abdul Hakim yang juga Ketua Pelaksana Harian Satkorlak Jabar, sampai Kamis (9/8) siang, belum menerima laporan kerusakan ataupun kejadian lain dari daerah-daerah di Jabar, setelah terjadinya gempa dini hari kemarin.

"Walaupun memang dampaknya dirasakan di hampir semua daerah, bahkan juga di Jakarta, Lampung, dan Jateng, tetapi pusat gempanya memang sangat jauh di kedalaman laut. Sampai hari ini (Kamis, 9/8), tidak ada laporan tentang kejadian luar biasa dari daerah," ungkap Nu'man di Gedung Sate Jln. Diponegoro Bandung, kemarin.

Berdasarkan pemantauan "PR", kerusakan yang menimpa sejumlah rumah dan sekolah itu terjadi di Kab. Tasikmalaya, Kab. Sukabumi, dan Kab. Ciamis. Di Indramayu, tiga dari lima Steam Turbin Generator (STG) yang ada di kilang Unit Pengolahan VI Pertamina Balongan, tiba-tiba mati. Sementara di kota lainnya, kerusakan yang terjadi relatif tidak begitu parah.

Di Tasikmalaya, tiga ruangan sekolah dasar (SD) di Giri Atikan, Desa Pedangkamulyan, Kec. Bojonggambir, Kab. Tasikmalaya, ambruk. Selain itu, belasan rumah mengalami rusak dan reta-retak di Kec. Bojonggambir, Cikalong, Cibalong, dan Cipatujah.

Akibat tiga lokal SD Giri Atikan ambruk, sebanyak 70 siswa yang terdiri atas kelas IV, V, dan VI terpaksa diungsikan untuk proses belajar-mengajarnya ke Balai Desa Pedangkamulyan, dan dua lokal di Madrasah Ibtidaiah. "Bangunan sekolah Giri Atikan ini ambruk, dan bangunan lainnya retak-retak. Saya melihat, murid SD tersebut dialihkan ke bale desa dan MI," kata Cucu Rasman, tokoh masyarakat setempat kepada "PR" lewat sambungan telefon.

Sementara rumah yang rusak di Bojonggambir mencapai sepuluh unit, yaitu 5 rumah di Desa Girimukti, 3 rumah di Desa Kertanegla, dan 2 lainnya di Desa Wandasari. Kerusakannya, berupa dinding rumah yang mengalami retak-retak, serta gentingnya berjatuhan. Di daerah Cipatujah, kata Camat Cipatujah Sunaryo, ketika gempa terjadi, ribuan warga dari Desa Ciandum, Cipatujah, dan Sindangkerta yang berada tidak jauh dari pantai, berlarian keluar dari rumah.

Mereka berlari ke kebun karet yang tempatnya lebih tinggi. Kepanikan ini terjadi karena dikhawatirkan gempa tersebut menimbulkan tsunami, sebagaimana terjadi setahun lalu. "Kami semua panik karena kekuatan gempa cukup besar. Semua warga berlarian ke daerah yang lebih tinggi, mencari tempat yang aman. Setelah mengetahui bahwa titik gempa berada di Indramayu, sekitar pukul 3.00 WIB, kami semua turun kembali ke rumah masing-masing," kata Sunaryo.

Suara gemuruh

Di Kab. Sukabumi, kerusakan menimpa rumah milik Ny. Nuraida (60), warga Kampung Bagbagan RT 02/RW 09, Desa Citarik, Kec. Palabuhanratu. Sementara satu lokal ruang kelas di SDN Pasirmalang, Kp. Cibeunteur, Desa Kadaleuman, Kec. Surade, bagian atapnya ambruk. Dua bangunan rumah dan sekolah tersebut, rusak dan ambruk ketika gempa terjadi.

Kepala Desa Citarik H. Moch. Gumilang menyebutkan, kerusakan yang menimpa rumah Nuraida, bagian atap dapurnya ambruk hingga menimpa barang-barang dan peralatan dapurnya. Untungnya, pada saat kejadian penghuni rumah yakni Ny. Nuraida, Susi (40/anaknya) dan Yolanda (1/cucunya) sudah menyelamatkan diri keluar rumah. Kerugian materi ditaksir Rp 10 juta.

"Sedangkan di Kab. Ciamis, gempa itu mengakibatkan dua rumah di RT 26 RW 6 Dusun Tangkeban, Desa/Kecamatan Purwadadi rusak parah. Kedua pemilik rumah, Basiran (40) dan Salijo (42), menderita kerugian sekitar Rp 20 juta.

Sementara korban tewas dalam kejadian gempa itu bernama Tursinah (34), warga Kampung Cimahpar RT 04/03 Kec. Bogor Utara Kota Bogor. Ibu dari empat anak itu terjatuh saat berusaha menyelamatkan anak bungsunya yang masih berusia 3 bulan.

No comments: