element




StopGlobalWarming.org

site statistics

Sunday, August 19, 2007

Banjir di Korea Utara Tewaskan 221 Orang

Seoul, Jumat - Hujan deras dan banjir yang melanda Korea Utara menyebabkan sedikitnya 221 orang tewas dan 82 orang lainnya hilang. Banjir juga menyebabkan lebih dari 80.000 rumah rusak dan memaksa lebih dari 350.000 orang mengungsi.

Banjir juga menghancurkan 400 bangunan komersial, merendam 20 tambang, dan memutus jalur kereta api di 43 tempat. Kantor berita Korean Central News Agency, Jumat (17/8), melaporkan, tambang batu bara, yang merupakan sumber daya alam utama, mengalami kerusakan parah.

Disebutkan, sebanyak 144.000 ton batu bara hancur, 300 tambang rusak, dan ratusan peralatan pertambangan terendam. Sebanyak 11 persen, atau setara dengan 450.000 ton, hasil panen hancur akibat banjir.

Meskipun kesulitan, Palang Merah Internasional berhasil menyalurkan bantuan berupa peralatan memasak, selimut, dan tablet pemurni air kepada 80 persen keluarga yang terkena dampak banjir. Program Pangan Dunia (WFP) juga sedang berusaha mengirimkan bantuan makanan kepada pengungsi.

Korea Selatan, Jumat, memastikan pengiriman paket bantuan senilai 7,1 miliar won (7,5 juta dollar AS) ke Korea Utara (Korut). "Mengingat betapa seriusnya kerusakan yang ditimbulkan, pemerintah memutuskan untuk memberikan bantuan pemulihan dengan alasan kemanusiaan," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan Lee Jae-joung.

Washington juga menjanjikan bantuan senilai 100.000 dollar AS untuk membantu korban banjir. Lembaga bantuan German Agro Action juga akan mengirimkan 335.000 dollar AS untuk membantu korban banjir di Korut. Bantuan itu berupa makanan, tablet pemurni air, dan peralatan memasak bagi 50.000 orang.

Korut masih bergantung pada bantuan asing untuk memberi makan 23 juta rakyatnya sejak kekacauan ekonomi yang melanda negara itu pada 1990-an.

Topan Sepat

Setelah menghantam Filipina dan menyebabkan banjir, Topan Sepat menghantam Taiwan, Jumat. Gelombang pasang, angin kencang, dan hujan deras menerjang wilayah utara Taiwan. Seluruh penerbangan domestik dan internasional di Bandara Internasional Taoyuan dibatalkan.

Otoritas pelabuhan Taiwan menyatakan, feri penyeberangan dari Pulau Kinmen dan kota-kota di China seperti Xiamen dan Chuanzhou dibatalkan, Jumat. Kantor-kantor dan sekolah-sekolah di kota Hualien dan Taitung diperintahkan tutup.

"Sudah terjadi angin kencang dan gelombang yang menghantam pantai sangat berbahaya. Penduduk di sini bersiap-siap menghindari badai," kata Fei Yu, warga kota Taitung.

Topan Sepat kemungkinan akan menghantam kota Kaohsiung dan Taichung, Sabtu pagi, kemudian menuju pantai China. Pusat topan kategori lima itu berada 320 kilometer (km) lepas pantai Taiwan, memicu angin dengan kecepatan 184 km per jam dan embusan kencang hingga kecepatan 227 km per jam.

Topan Sepat berasal dari air hangat di Pasifik Selatan dan Laut China Selatan. Topan itu secara teratur menghantam China, Jepang, Filipina, Taiwan, dan Hongkong pada musim panas.

Di Filipina, Topan Sepat masih menyisakan hujan deras di Manila dan provinsi sekitarnya, Jumat. Air masih menggenangi jalan-jalan hingga setinggi 1,5 meter. Sekolah masih tutup dan kantor pemerintah menghentikan kegiatan pada pukul 13.00.

Beberapa wilayah di Manila masih terendam air setinggi pinggang. Listrik juga masih padam.

Di Amerika Tengah, Topan Dean juga menghantam Kepulauan Karibia dan sedang menuju ke Teluk Meksiko.

Gelombang panas

Dari Amerika Serikat dilaporkan, gelombang panas memanggang wilayah tengah dan selatan dalam 10 hari terakhir. Sedikitnya 37 orang dilaporkan tewas dan puluhan orang cedera akibat gelombang panas.

Di Memphis, suhu dilaporkan mencapai 40,5 derajat Celsius. Di bagian utara Arkansas, suhu udara mencapai 44,4 derajat Celsius.

Di Alabama, suhu yang sangat panas memaksa otoritas menutup satu dari tiga reaktor nuklir di Browns Ferry karena air Sungai Tennessee yang digunakan untuk mendinginkan reaktor terlalu panas.

"Kami tidak percaya bahwa kami menutup reaktor nuklir karena suhu air sungai yang terlalu panas," kata John Moulton, juru bicara fasilitas nuklir. Air Sungai Tennessee telah mencapai 32,2 derajat Celsius dalam 24 jam terakhir.

Penutupan reaktor nuklir itu tidak mengancam keselamatan, tetapi menyebabkan padamnya listrik di sebagian besar wilayah Tennessee, sebagian wilayah Alabama, Mississippi, Kentucky, Georgia, North Carolina, dan Virginia.

Departemen Kesehatan dan Pelayanan Publik Negara Bagian Missouri menyatakan, gelombang panas telah mengakibatkan sembilan orang tewas. Delapan orang di Illinois juga dilaporkan tewas akibat gelombang panas.

Para dokter memperingatkan, tekanan akibat gelombang panas bisa menyebabkan mual, pusing, sakit kepala, kram, dan muntah. Gejala-gejala itu merupakan tanda-tanda dehidrasi.

"Setelah lima atau enam hari, Anda akan melihat lebih banyak orang mengalami dehidrasi," kata dokter Franc Fenaughty, seorang dokter di Memphis.(ap/afp/reuters/fro)

No comments: