element




StopGlobalWarming.org

site statistics

Tuesday, August 7, 2007

Breath the same carbon


Pernahkah kita berpikir? klo setiap tarikan gas, di kendaraan kita, mulai membakar bumi ini.. karena minyak bumi, sejatinya ada di perut bumi, bukan di luar bumi.. sejak 1990an grafik, jumlah emisi gas karbon di dunia melonjak tajam..
dan dunia ini mulai terbakar.. dan karbon di dunia makin pekat,
8 juta ton karbon dioksida telah mencemari atmosfer (2005), skrg ya bayangin aja??,

Rata-rata emisi tahunan karbon dioksida di dunia meningkat pesat tiga kali lipat pada kurun mulai tahun 2000 hingga sekarang, bila dibandingkan dengan era tahun 1990-an.

Berdasarkan penelitian yang dilaporkan dalam "Proceeding of National Academy of Sciences" ditemukan fakta bahwa rata-rata pertambahan emisi karbon dioksida meningkat dari 1,1 persen per tahun pada 1990 menjadi 3,3 persen per tahun pada tahun 2000.

Koordinator peneliti, Mike Raupach, dari CSIRO Marine and Atmospheric Research and the Global Carbon Project, mengatakan pada tahun 2005 secara global 8 juta ton karbon dioksida telah mencemari atmosfer. Meningkat pesat bila dibandingkan tahun 1995 yang hanya 6 juta ton.

"Faktor pendorong utama dari peningkatan emisi, secara global, adalah meningkatnya pembakaran karbon per satu dolar kesejahteraan yang dihasilkan," kata Raupach dalam siaran persnya, Selasa (5/6).

Emisi karbon dioksida yang berasal dari bahan bakar fosil ini merupakan faktor pendorong utama terjadinya perubahan iklim dunia.

Walaupun perkembangan industri di negara maju seperti Australia dan Amerika Serikat cenderung stagnan, di negara berkembang seperti China semakin meningkat. Kedua faktor tersebut justru menurunkan efisiensi penggunaan bahan bakar fosil secara global.

Ia mengatakan, di China, emisi yang dikeluarkan per orang masih di bawah rata-rata global. Berdasarkan angka rata-rata, di Australia dan Amerika per orang mengeluarkan emisi lebih dari 5 ton karbon pertahun. Sedangkan di China hanya satu ton pertahun.

Sejak revolusi industri dimulai, Amerika Serikat dan negara Eropa tercatat telah menyumbang 50 persen dari total emisi. Sedangkan China kurang dari 8 persen. Adapun 50 negara berkembang lain menyumbang kurang dari 0,5 persen dari emisi global selama 200 tahun, secara kumulatif.

Raupach mengatakan Australia, dengan 0,32 persen dari populasi global, telah menyumbang 1,43 persen dari emisi karbon dunia.

Ia menambahkan, sejauh ini upaya global untuk menurunkan emisi nyaris tidak mempengaruhi penggunaannya. Penelitian menunjukkan emisi gas dari bahan bakar fosil meningkat pesat dibandingkan dengan skenario yang telah ditetapkan oleh Panel Antar Pemerintah PBB mengenai Perubahan Iklim (IPCC).

Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh PEACE dan disponsori oleh Bank Dunia pada bulan Maret 2007, komposisi sumber emisi karbon di Indonesia, 85 persen emisi karbon di Indonesia diakibatkan oleh aktifitas pembukaan hutan (deforestation), dan hanya 9 persen yang berasal dari sektor energi. Jika perhitungan dibatasi hanya pada emisi karbon yang dihasilkan manusia (human-produced carbon emission) maka Indonesia menduduki urutan ke 19 dari seluruh negara di dunia, dengan kontribusi hanya 1.3 persen dari total emisi karbon dunia. Ini artinya jika seluruh sumber energi di Indonesia bebas karbon maka tidak akan berperan secara signifikan pada pengurangan emisi karbon dunia.

Bahkan jika dihitung perkapita maka emisi karbon di Indonesia hanya menduduki rangking ke 128 dengan emisi karbon sekitar 1,4 ton perkapita pertahun. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang mencapai 19,8 ton perkapita pertahun atau Cina yang besarnya 3,2 ton perkapita pertahun. Bahkan emisi karbon perkapita negara tetangga Malaysia hampir lima kali lipat Indonesia. Dengan kenyataan tersebut sungguh tidak fair untuk memaksakan pembatasan emisi karbon untuk konteks Indonesia. Apalagi jika langkah ini harus dibayar mahal dengan mengorbankan pembangunan ekonomi.

No comments: