element




StopGlobalWarming.org

site statistics

Friday, September 21, 2007

Harga Minyak Dunia Tembus 83 Dolar AS/Barel

Kenaikan Tertinggi Dalam 20 Tahun Terakhir

NEW YORK, (PR).-
Harga minyak kembali melonjak hingga 83,32 dolar AS per barel pada penutupan perdagangan di New York, Kamis (20/9). Kenaikan harga itu merupakan tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Sedangkan di London, minyak mentah jenis Brent pada perdagangan untuk pengiriman November 2007, ditutup pada level 79,09 dolar AS per barel.

Melonjaknya harga minyak dunia disebabkan tingginya permintaan menjelang musim dingin. Selain menipisnya stok minyak Amerika dan serangan badai pada instalasi minyak di Meksiko juga sebagai penyebab kenaikan harga minyak.

Kalangan analis memperkirakan, harga minyak masih akan naik hingga akhir 2007. Pada akhir tahun diperkirakan minyak mentah dunia menyentuh level 85 dolar AS per barel. Bahkan beberapa analis seperti dikutip AFP harga minyak bakal melambung pada harga 95 dolar AS per barel pada 2008.

Berbicara kepada radio Iran Kamis, perwakilan Iran untuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat bahwa harga hingga 95-100 dolar itu mungkin. "Ya, hasil apa pun mungkin. Jika ledakan di Meksiko berlanjut dan ada musim dingin parah dan jika sejumlah negara dalam OPEC mengalami turbulensi kondisi politik dan banyak masalah lain dapat membuat harga minyak naik bahkan lebih tinggi lagi," Hossein Kazempour Ardebili mengatakan.

Cadangan minyak mentah AS merosot dengan 3,8 juta barel menjadi 318,8 juta barel dalam minggu yang berakhir 14 September. Hal itu menandai penurunan mingguan ke-10 berturut-turut dan hampir dua kali lipat dari perkiraan konsensus para analis untuk penurunan sekitar 2,0 juta barel.

Sementara cadangan bensin AS naik dengan 400.000 barel minggu lalu, membingungkan perkiraan pasar untuk penurunan sekitar 1,0 juta barel. Destilasi, yang mencakup diesel dan minyak pemanas, naik dengan 1,5 juta barel, sesuai dengan perkiraan kenaikan untuk 1,23 juta barel.

IHSG bergerak positif

Sementara itu keputusan The Fed untuk mengurangi tingkat suku bunga utama dengan lebih besar daripada yang diperkirakan 50 basis poin guna meningkatkan ekonomi AS juga telah menaikkan pasar minyak.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) secara keseluruhan diperkirakan bergerak ke arah positif pascapengumuman The Fed menurunkan Fed Fund Rate 50 basis poin menjadi 4,75 persen. Penurunan indeks pada perdagangan kemarin hanya dianggap aksi ambil untung (profit taking) sebagai bentuk memanfaatkan momentum penurunan suku bunga The Fed.

"Secara keseluruhan, indeks bergerak menguat, ini akan berlangsung jangka menengah. Keputusan The Fed sesuai dengan ekspektasi," kata analis saham dari PT Mandiri Sekuritas, Laksono Widodo, Jumat (21/9).

Pada perdagangan, Kamis (20/9), IHSG ditutup melemah 8,708 poin (0,376 persen) ke level 2.304,631. Beberapa saham unggulan (bluechips) mengalami aksi ambil untung, di antaranya PT Telekomunikasi Tbk., PT Indosat Tbk., PT Astra Agro Lestari Tbk., dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Menurut Laksono, hingga akhir tahun, indeks diperkirakan dapat menyentuh level 2.400-2.500. Kecenderungan bursa global yang menguat akan meningkatkan pergerakan saham di bursa lokal. Selain itu, hingga akhir tahun, perusahaan akan mengejar target melakukan penawaran saham perdana (initial public offering).

IPO ini dapat meramaikan pergerakan bursa. "Meski demikian tahun 2008 itu terlalu riskan karena ada hajatan politik," ucapnya. Namun, ada kemungkinan pula IPO tak selalu mendongkrak indeks, seperti kasus yang terjadi saat penawaran saham kedua PT Bank Negara Indonesia Tbk. (A-34/tnr)***