element




StopGlobalWarming.org

site statistics

Friday, June 8, 2007

pemanasan global

Awas, Dampak Pemanasan Global!

Senin, 04/06/2007
Kamu sadar enggak kalau cuaca sekarang ini cepat berubah.Sebentar panas, sebentar hujan. Siang panas terik banget,malamnya tiba-tiba turun hujan. Hati-hati loh, itu pertanda bumi lagi marah sama kita. HAH?! Memangnya bumi sejenis makhluk hidup yang bisa marah-marah? Ya, enggak juga sih. Namun, bumi ini memang ”hidup”. Maksudnya, planet tempat kita berpijak ini bekerja sesuai sistem yang sudah baku. Kalau sistem ini terganggu, bumi akan menampakkan gejala ”aneh” yang akibatnya bakal menimpa makhluk yang tinggal di situ alias kita-kita ini. Nah, perubahan cuaca atau iklim yang tadi kita omonginitu adalah salah satu gejala ”aneh”tadi.Kalo kata para ahli lingkungan, itu karena adanya pemanasan global atau bahasa lainnya global warming.

Sesuai namanya, pemanasan global berarti meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Normalnya, rata-rata temperatur permukaan bumi sekitar 15 derajat Celcius (59 derajat Fahrenheit). Selama 100 tahun terakhir ini, angka itu sudah naik sebesar 0,6 derajat Celcius (1 derajat Fahrenheit). Nah,apa jadinya kalau suhu ini makin lama makin tinggi? Efeknya bakal serem banget. Awalnya, es di kutub bakal mencair dan menghangatkan lautan.Akibatnya,volume lautan dan permukaan laut naik jadi sekitar 9–100 cm. Kalau udah begini, pantai bakal kena banjir dan bisa jadi pulaunya malah ikutan tenggelam.

Enggak cuma itu, tanaman juga akan rusak dan hewan bisa ikut punah. Kalau kamu pernah nonton film dokumenter pemenang Oscar tahun ini, An Inconvenient Truth, karya mantan presiden Amerika, Al Gore, pasti kamu tahu negara-negara mana aja yang kemungkinan bakal kehilangan daratannya.Negara itu ialah Belanda, Bangladesh, dan pulau- pulau lain. Merasa jauh dari efek dan bencana pemanasan global? Nanti dulu. Kalau kamu udah merasakan gimana cepatnya cuaca berubah dalam satu hari, udah merasakan rumah atau sekolah kamu kena banjir besar kemarin,udah ngerasain betapa peningnya kepala kamu gara-gara kena panas terik matahari di siang bolong, itu tandanya kamu udah terkena dampak pemanasan global. ”Perubahan iklim drastis dan ekstrem. Musim hujan semakin pendek dan musim kemarau jadi makin panjang. Itu tanda pemanasan global,” ujar staf WWF untuk kampanye Iklim dan Energi Verena Puspawardhani.

Gara-Gara Manusia

Kenapa bisa terjadi pemanasan global? Percaya apa enggak, itu semua gara-gara aktivitas manusia yang mengotori bumi. Kalau kamu senang banget hidup dalam kenyamanan, sering nonton TV, pakai AC supaya adem, naik mobil ke mana-mana, secara enggak sadar kamu sudah berkontribusi buat pemanasan global. Soalnya, penyumbang terbesar dari pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil kayak batubara, minyak bumi, dan gas alam yang notabene adalah energi untuk listrik dan BBM. Bahan bakar fosil ini melepas gas karbondioksida (CO2) yang bisa menimbulkan efek rumah kaca ke atmosfer.Untuk ngejelasin efek rumah kaca, gampangnya begini.

Jadi, atmosfer memberikan panas ke bumi. Panas ini ada yang diserap ada juga yang dipantulkan kembali. Saat panas yang harusnya dipantulkan kembali ini dilakukan, prosesnya tertahan karena ada gas CO2. Dalam keadaan normal, hal ini sebenarnya bagus, tapi kalau gas CO2- nya berlebihan, akibatnya panas tidak bisa dipantulkan lagi dan akhirnya terperangkap di bumi. Jadinya, ya pemanasan global ini. Sekarang ini, CO2 menempati posisi paling atas dalam meracuni bumi (40–50%) dengan batu bara dan minyak bumi sebagai bahannya.Posisi kedua ditempati gas metana. Kalau sudah tahu begini,mulai sekarang mending hemat listrik dan BBM deh! Soalnya kalau bumi makin marah, kita sendiri yang bakal kena akibatnya. Siapa menabur benih, dia bakal menerima hasilnya. (herita endriana)

No comments: