element




StopGlobalWarming.org

site statistics

Friday, June 8, 2007

3 puisi 3 cerita ( II)

Kebun diatas langit

Kugambarkan padamu sebuah kebun yang tak biasa
Tanah yang tak hitam seperti tanah pertanian gembur
begitu rimbun oleh aneka bunga yang tumbuh subur
adalah kebun putih dengan isi yang berwarna
di antara lautan biru dari langit yang serupa samudra

Di kebun itu ditanam buah-buahan segala musim
Jeruk-jeruk segar dan apel ranum yang sehat
anggur-anggur yang disarikan sebagai khasiat
di gelas-gelas bening yang bertangkai panjang
sambil melepas lelah di serambi belakang villa

Di tengah-tengah kebun di telaga kecil yang berkabut
di geliat lincah ikan-ikan yang menunggu umpan
di sela rumpun-rumpun mawar yang sengaja ditanam
pelangi pagi mengurai warnanya di air bening serupa cermin
dan ketika sore menjelang, kebunnya berwarna keemasan

Kebun itu terbuka untuk siapa yang berhati ringan
dengan pintu gerbang terbuka lebar tanpa larangan
diutus bidadari yang berselendang warna-warni
yang memberi harmoni antara nirwana dan bumi
untuk mewarnai bunga dan mematangkan buah semula jadi

Kebun di atas awan yang berarak segumpal-segumpal
Suatu saat di atas kutub utara, sesaat lain segaris khatulistiwa
tak cemas oleh angin yang terkadang bertiup kencang
ketika lenyap di pandangan, kebunnya tidak tenggelam
hanya bertandang ke surga berbagi panen yang berlimpahan

royalty of : bibib
*gimana Kam, dgn presentasi gw utk project plan kebun yg kmrn? bisa
kan gw diangkat jd project managernya...hehee..;)*



Gantung

seperti apakah malam disana?
apakah seperti impianmu tentang surga?
apakah seperti di dalam tong minyak yang terbakar?
berpisah dengan yang kau cinta , memang berat
dan mati bukan pilihan yang tepat..
lidahmu yang menjulur dan berbusa, pasti tidak enak dilihat.
bumipun enggan menerima
tak ada namamu disana
kematian bukan pilihan kita
itu adalah panggilan dari Sang Kekasih
seperti pelukan bunda di malam masa kecilmu
dan kau terlelap dalam hangat kasihnya
apakah kau bisa terlelap disana?
ribuan tahun penuh duri,menunggumu
kau akan terbenam dalam lautan tangis penyesalan
dan tragisnya, dunia akan terus berputar
takkan ada yang hiraukan nisanmu nanti, yang berhias rumput liar
tangis di dunia selalu sementara, dan kan terlupakan waktu
sedang tangismu kan abadi.


Sembilu

sembilu itu , pembuluh rindu yang terputus waktu
dulu dia adalah sebilah bambu, tiupkan nada-nada rindu
daun-daun gemetar dibuatnya
bunga-bunga mekar terpesona
angin-angin berebut sampaikan cintanya
tapi setiap cinta selalu datang dengan derita.

setiap serat bambunya mengelupaskan lara
sejak derita menyapanya
tiupan nada-nadanya mulai sumbang
karena sebongkah ragu
tentang kasih yang tak pernah sampai juga.
waktu memang selalu kejam
sengaja ia biarkan rindu menunggu
hingga cinta jadi sembilu
pembuluh rindu akhirnya terputus waktu...
tak lagi melagu.

No comments: